Apycom jQuery Menus
RS Husada Utama Surabaya
 
Untitled Document
  Spesialisasi & Layanan  
 
------------------------------------------------
 
Anestesi & Reanimasi
 
------------------------------------------------
 
Andrologi
 
------------------------------------------------
 
Bedah
 
------------------------------------------------
 
Bedah Plastik
 
------------------------------------------------
 
Gigi
 
------------------------------------------------
 
Jantung
 
------------------------------------------------
 
Kandungan
 
------------------------------------------------
 
Kesehatan Anak
 
------------------------------------------------
 
Kulit
 
------------------------------------------------
 
Mata
 
------------------------------------------------
 
Neosurgery
 
------------------------------------------------
 
Orthopedi & Traumatologi
 
------------------------------------------------
 
Paru-paru
 
------------------------------------------------
 
Penyakit Dalam
 
------------------------------------------------
 
Radiologi
 
------------------------------------------------
 
Rehabilitasi Medik
 
------------------------------------------------
 
Saraf
 
------------------------------------------------
 
THT
 
------------------------------------------------
 
Urologi
 
------------------------------------------------
 
Psikiatri
 
------------------------------------------------
 
Gizi Klinik
 
 
  Video  
+ More video
  Lokasi Kami  
 
Prof. Dr. Moestopo No.31-35,
Surabaya - 60131
Telp. (031) 501 8335
Fax. (031) 501 8337 / 501 0777
info@husadautamahospital.com
------------------------------------------------
+ Lihat Peta Lokasi
 
     
     
Bagaimana Empati Berkembang?
Oleh : Indri Putri W, M.Psi.,Psi. - RS Husada Utama
Empati sebenarnya berkembang sejak anak masih berusia sangat dini. Pada anak bayi, perilaku yang menunjukkan empati terlihat dari bagaimana seorang bayi ikut menangis ketika ada bayi lain yang menangis, bagaimana seorang bayi mengulum jarinya sendiri ketika ada temannya yang merasa sakit, ataupun bagaimana seorang anak balita mengusap matanya sendiri ketika melihat ibunya menangis (menurut Daniel Goleman).

Goleman juga mengatakan bahwa kepekaan empati pada anak ini mulai lenyap di usia 2,5 tahun ketika mereka memahami bahwa penderitaan anak lain berbeda dengan penderitaan mereka. Dalam tahap inilah perkembangan empati tiap anak mulai berbeda. Ada yang sangat peduli pada perasaan anak lain dan ada yang tidak.

Perbedaan kepekaan empati ini, berkaitan dengan pola asuh orangtua. Ternyata anak akan lebih empatik dengan penerapan disiplin yang juga diimbangi dengan perhatian yang sungguh-sungguh. Sebagai contoh dengan menghindari penggunaan labeling, berikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap bagaimana perilaku anak telah merugikan orang lain dengan kalimat, “Lihat… sekarang dia (sebut nama temannya, terserah… random) jadi sedih…” dibandingkan dengan kalimat “ nakalnya kamu.” Kalimat pertama dianggap lebih memupuk empati pada anak.

Awal atau akar empati pada anak juga sebenarnya adalah bagaimana ibu/ pengasuh merespon anak. Misalnya, ketika masih bayi si anak tertawa dengan gembira, si ibu juga mengimbangi dengan menggelitik , mengajak bicara, atau menyamakan nada suara dengan si anak. Dengan demikian, anak tahu bahwa ia direspon atau dipahami oleh si ibu, dan juga diinginkan secara emosional.

Ketiadaan momen ini (Goleman nyebutnya ‘penyetalaan’)… ketiadaan penyetalaan ini, atau jika orangtua terus menerus gagal berempati pada emosi-emosi anak, maka anak akan belajar untuk berhenti mengungkapkan atau menghindari untuk merasakan emosi yang sama dengan orangtua atau orang lain.

Penganiayaan emosi atau penyia-nyiaan, termasuk penggunaan kata-kata yang kasar, hinaan, dan kekasaran akan menjadi terlalu waspada pada emosi-emosi di sekitarnya, tapi waspadanya setara waspada orang-orang pascatrauma, penuh perasaan terancam. Dalam pertumbuhannya, anak-anak yang sering mengalami penganiayaan psikologis akan menderita pola perubahan emosi yang hebat saat dewasa, dalam artian berubah-ubah, yang sering didiagnosa dengan nama Kepribadian Ambang Batas (Borderline Personality).
Baca Artikel Terkait :
- Usia Terbaik Mengenalkan Empati pada Anak
- Apa Untungnya Bisa Berempati?
- Bagaimana Menumbuhkan Rasa Empati ?
- Melatih Empati Pada Anak
- Peran Guru dalam Mendidik Anak Berempati
Untitled Document
  Jadwal Dokter  
 
------------------------------------------------
 
Jadwal Dokter
 
 
  Layanan Unggulan  
 
------------------------------------------------
 
RetCam
 
------------------------------------------------
 
CT-Scan 64 Slices
 
------------------------------------------------
 
MRI 1,5 T
 
------------------------------------------------
 
Radiologi Intervensi
 
------------------------------------------------
 
USG 4D
 
------------------------------------------------
 
Klinik Nyeri Terpadu
 
 
  Kata Sehat Hari ini  
 
   

"Mari Jaga Kesehatan Jantungmu"
dengan olahraga rutin dan memakan makanan yang sehat.

dr. Lely Puspita C. Dewi, SpJP (K)
 
  Social Network  
 
 
Find me on Twitter
Find me on Instagram
Find me on Instagram
  Video  
+ More video
RS Husada Utama
   
  Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.
 
 
Copyright © Husada Utama Hospital Surabaya, 2012.
Best Viewed with Firefox browser in 1024 x 768 screen resolution.