Surabaya – Penderita kanker prostat kerap waswas dengan kondisinya. Salah satunya, khawatir fungsi seksualitasnya terganggu. Yaitu, tidak bisa memuaskan istri di ranjang. Namun hal itu dibantah dr Henry Wibowo MARS SpAnd. Sebab, selama ini hampir tidak ada pasien yang mengeluhkan tidak bisa ereksi setelah operasi kanker prostat.
“semua itu bergantung pada penanganannya bukan berarti kena kanker prostat langsung tidak bisa berdiri,” kata spesialis andrologi RS Husada Utama itu.
Henry menjelaskan, kanker prostat adalah adanya mutasi di salah satu kelenjar reproduksi pria. Kelenjar itu memproduksi cairan yang keluar bersama sperma. Jika sel kanker tersebut tidak terlalu luas dan segera diobati, kemungkinan sembuh juga besar. Pada kondisi itu, fungsi seksual laki –laki tidak bisa mengganggu fungsi seksual.
Untuk menghindari agar fungsi seksual tidak terganggu, pria harus sadar bahwa dirinya mengalami kelainan. Ciri-ciri kanker prostat adalah adanya kesulitan saat buang air kecil. bisaanya untuk buang air kecil, seseorang harus mengejan agar bisa keluar. Itu pun belum keluar semua atau belum tuntas. Jadi seperti belum selesai , tapi kencing sudah berhenti.
"Bukan anyang-anyangen. Itu beda lagi, namanya radang saluran kencing," jelasnya. Jika sudah ada tanda-tanda tersebut, penderita harus segera memerikasakan diri ke dokter agar bisa diketahui penyebab pastinya.
Pada beberapa iklan pengobatan herbal, sering disebutkan bahwa salah satu penyebab kanker prostat adalah jarang atau lama tidak berhubungan seksual. Itu mengakibatkan sperma menumpuk sehingga menjadi kanker prostat. Namun hal tersebut juga dibantah Henry. "Itu hanya mitos yang beredar di masyarakat, tidak ada bukti ilmiah maupun penelitian," tegasnya.
Sama dengan kanker lain, penyebab utamanya belum diketahui dengan pasti. Namun, kanker prostat cenderung terjadi pada perokok. Faktor keturunan bisa memengaruhi, namun potensinya sangat kecil.
Meski demikian, setelah sembuh, Henry meyakinkan bahwa penderita masih bisa mempunyai keturunan. Sebab Prostat hanya memproduksi cairan untuk campuran sperma, bukan pabrik spermanya. Jadi, setelah pengangkatan kanker, penderita teteap bisa membuahi pasangannya dan memiliki anak. Yang terpenting, terapi pasca pengangkatan harus dilakukan dengan baik.
* Sumber : Jawa Pos, Metropolis, Selasa 12 Februari 2013
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.