PERINGATI ULTAH KE 120 TAHUN, RAWAT INAP
DI RS. HUSADA UTAMA
Merayakan hari istimewa biasanya berkumpul dengan keluarga tersayang di rumah atau tempat istimewa lainnya. Lain halnya yang dialami oleh Robiatun Adawiyah dikarenakan jatuh dari tempat tidur tepatnya tanggal 23 Februari 2012 ia di rawat di RS Husada Utama Surabaya bertepatan dengan tanggal kelahirannya. " Nenek merasakan kurang enak badan dan ada sedikit benjolan di bagian pantat, akibat jatuh dari tempat tidur. Sehingga langsung saja kami bawa ke RS. Husada Utama, kami juga tidak mengira pas ulang tahun nenek yang ke 120 tahun, malah masuk rumah sakit " kata Muammaroh cucu dari putra pertama Robiatun.
Sebelum kejadian tersebut, menurut Muammaroh neneknya (Robiatun) tidak pernah menderita sakit yang berat dan bisa melakukan aktifitas secara normal. “ Nenek sehari-hari bisa melakukan aktifitas walaupun berjalannya dibantu menggunakan tongkat karena usianya yang lanjut. Nenek tidak pernah mengeluh sakit yang berat, sakitnya biasanya hanya seperti influenza, pusing, batuk atau masung angin biasa,” kata Muammaroh yang berusia 36 tahun ini.
Menurut Renny Kepala Ruangan lantai 9, mengatakan pasien atas nama Robiatun di lakukan incisi di bagian gluteus dengan anastesi lokal di Unit Gawat darurat (UGD) RS. Husada Utama tanggal 23 Februari 2012 oleh dr. Luciana Wardoyo, SpB.
Pada saat Public Relations RS. Husada Utama mengunjungi Robiatun di lantai 9 kamar 903, Robiatun terliat masih lemas dengan keadaan tidur yang posisi badannya miring ke kanan masih terlihat jelas wajah manisnya walau terlihat jelas guratan-guratan karena usia senja di wajahnya.
Di usianya yang cukup senja tersebut keluarga besar Robiatun dengan setia mendampinginya selama di rawat di RS. Husada Utama. Setiap hari terlihat cucu Robiatun dengan setia mendampingi dan tak henti membacakan lantunan ayat suci Al Qur’an.
Robiatun yang tinggal di Kampung Jarat Malaka Banyubunih Galis Bangkalan, ini termasuk tokoh masyarakat. Berdasarkan keterangan dari Kadir Faiz salah satu cucu Robiatun mengatakan nenek dan kakeknya termasuk tokoh masyarakat. Hal tersebut dikarenakan suami pertama Robiatun adalah pemilik Pondok Pesantren Darul Falah di Bangkalan. Bersama suami pertamanya tersebut, Robiatun dikaruniai 6 anak. “Nenek pernah menikah 3 kali. Dengan suami pertama dikaruniai 6 anak, tetapi anak yang ke 1 , 2 , 3 dan ke 5 sudah meninggal. Sekarang hanya tinggal 2 yang masih hidup, yaitu putra yang ke 4 berusia 80 tahun dan yang ke 6 berusia 60 tahun. Sedangkan suami ke 2 tidak dikaruniai anak dan sudah meninggal. Dengan suami yang ketiga tidak memiliki anak, sekarang berusia 95 tahun,” jelas Kadir, salah satu cucu Robiatun yang sekarang berusia 64 tahun ini.
Keluarga besar Robiatun sangat bangga memiliki nenek seperti Robiatun ini, karena walaupun usia sudah tergolong lanjut, tetapi ia tidak pernah merepotkan keluarga yang lainnya. Bahkan di usia 120 tahun pun daya ingat Robiatun masih kuat bisa menghafal nama anaknya, ingat tinggal di mana serta membaca Al qur’an pun tidak menggunakan bantuan kaca mata. “ Saya bangga sama nenek karena walaupun sudah tua, tidak rewel, tidak ngerepotin, nyuci baju sendiri mandi masih bisa sendiri, ya baru jatuh dari tempat tidur seminggu lalu itu nenek hanya tiduran saja dan mengeluh tidak enak badan,” kata Ridwan salah satu cicit Robiatun yang sedang merapikan letak selimut ke tubuh Robiatun.
Text & Photo by : Public Relations RS. Husada Utama
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.
