Tabloid Global Sehat Edisi 29- Setelah digemparkan wabah virus MERS di Arab Saudi, belakangan masyarakat dunia diguncang virus Ebola di Afrika Barat yang konon lebih ganas dari HIV/AIDS.
Nama Ebola diambil dari Sungai Ebola yang mengalir berdekatan dengan Desa Yambuku. Virus Ebola berasal dari genus Ebolavirus atau famili Filoviridae. Seseorang yang terjangkiti virus ini, setelah 1-2 minggu akan menunjukkan gejala awal seperti dengue (demam berdarah), yakni demam, mual, muntah, diare dan nyeri badan.
“Jadi gejala Ebola mirip dengan dengue, tapi ebola manifestasi pendarahannya lebih heboh dibandingkan dengan dengue. Karena virus ini menyerang sistem pembuluh darah termasuk dinding pembulluh darah dan sistem pembuan darah,”jelas dr Luki Agustina, SpPD.
Seseorang yang positif terkena virus Ebola akan mengalami pendarahan di dalam ataupun di luar tubuhnya. Pendarahan dapat terjadi disemua organ bahkan pendarahan bisa terjadi dipermukaan kulit, mulut, hidung, mata, dsb.
Sampai saat ini virus Ebola masih belum ditemukan vaksinnya. Selain itu, belum ada standar yang spesifik untuk penanganan pasien Ebola, maka penanganannya pun sesuai dengan gejala yang muncul.
Bila terjadi pendarahan, maka penanganannya hanya dilakukan transfusi darah, diberi obat pembekuan darah. Selain itu, pasien akan dikembalikan cairan tubuhnya, karena seseorang yang mengalami pendarahan akan kehilangan cairan tubuh.
Jika pasien mengalami gangguan pernafasan, maka jalan nafasnya akan di-support. Lalu jika terjadi infeksi maka akan diberi obat anti infeksi. Pasien juga diberi obat anti virus namun cara kerjanya secara universal bukan khusus untuk virus Ebola. ”Karena belum ada gold standart pengobatannya maka mereka yang positif terinfeksi virus Ebola hampir 90 % meninggal dalam waktu yang sangat cepat, hanya beberapa hari,” jelas dr Luki Agustina, SpPD.
Lantaran belum ada vaksin dan standar pengobatannya maka perlunya suatu tindakan preventif atau pencegahan terhadap virus ini. Antara laindengan senantiasa mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun antiseptik terutama bagi tenaga kesehatan.
Langkah preventif lainnya, selalu meningkatkan daya tahan tubuh yaitu dengan cara istirahat teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi karena daya tahan tubuh sangat berperan dalam melawan virus. Selain itu, ada baiknya untuk sementara waktu menghindari berpergian ke daerah Afrika. Dan selalu waspada dengan kedatangan wisatawan asing terutama wisatawan yang mempunyai riwayat perjalan ke daerah yang outbrake akan virus Ebola.
Perlu diketahui, penularan virus Ebola dapat melalui kontak kulit langsung dan produk cairan tubuh penderita Ebola seperti percikan ludah, keringat, dan luka dipermukaan kulit. Penularan bisa juga melalui alat-alat medis, peralatan medis, peralatan makan dan makanan yang telah digunakan oleh penderita Ebola. Selain itu, penularan virus ini, dapat melalui kelelawar dan hewan primata seperti monyet, gorila dan simpanse.
Seseorang yang curiga terhadap dirinya sendiri telah terinfeksi disarankan untuk segera memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan yang lengkap. Tidak semua rumah sakit dapat mendeteksi adanya virus ini, sebab menentukan infeksi Ebola ataukah tidak harsu diteliti dilaboratorium khusus. ”Jika seseorang positif terinfeksi virus Ebola harus diisolasi supaya tidak menularkan kepada oranglain. Selain itu, orang yang disekitarnya yang pernah kontak dengan dirinya juga harus menjalani pemeriksaan,” jelas dr Luki Agustina, SpPD.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.