Oleh : Indri Putri W, M.Psi.,Psi. - RS Husada Utama
Tentu saja orangtua bukan pemain tunggal dalam pendidikan empati ini. JIka orangtua atau pengasuh diharapkan melalui adanya proses penyetalaan, maka guru pun diharapkan melakukan sinkronisasi emosi dengan anak didiknya agar pesan yang disampaikan lebih dapat masuk karena anak didik akan lebih dapat mendengarkan dan mempedulikan apa yang dikatakan oleh guru yang kondisi emosinya sinkron.
Ada beberapa pendekatan atau metode yang bisa digunakan oleh ibu dan bapak guru :
1.
Keteladanan : Intinya kita menunjukkan perilaku-perilaku yang diharapkan, dibandingkan dengan sekedar memberikan nasihat. Kita sebagai pendidik harus mencontohkannya terlebih dahulu.
2.
Boleh dengan menggunakan kisah-kisah dengan nilai empati, ini dapat mengembangkan imajinasi moral anak. Kemudian ajak anak untuk refleksi dengan kisah tersebut. Apabila ada anak yang sinis atau gagal (atau bitter, nyinyir), tidak tersentuh, jangan memaksanya. Katakan pada anak bahwa kita pun pernah gagal mengerti cerita-cerita atau pengalaman-pengalaman tersebut, hindari judgement. Setelah kita melakukan sinkronisasi ini, mulailah bercerita kembali dan minta anak untuk memberikan pertimbangan atau saran seandainya ia menjadi tokoh cerita.
3.
Penggunaan kata-kata verbal.
4.
Pengalaman langsung: anak diajak ke tempat-tempat seperti panti asuhan, panti jompo, dll. Sekalian mengajarkan anak bersedekah dan berbagi dengan orang yang kurang beruntung.
5.
Mengajarkan bermain bersama: anak bisa membandingkan bahwa ada hal yang ia punya dan orang lain tidak punya, demikian sebaliknya, sehingga anak akan lebih bisa mengerti perasaan teman yang tidak punya (terus mau main bareng, sharing.
6.
Pembentukan empati lewat pembiasaan. Contoh: kita membentuk anak agar memahami perasaan lelah orangtua bekerja, dengan tugas piket. Belajar mengantri termasuk bagian dari pembelajaran empati.
Macam-macam empati yang dapat diajarkan pada anak :
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.