| Tak Perlu Khawatir Hadapi Menopause |
|
 |
| Oleh : dr. Fransiscus Iman Santoso, SpOG - RS Husada Utama - RS Husada Utama |
|
| Setiap wanita - kecuali kasus tertentu – pasti akan mengalami menstruasi dan pada saatnya akan memasuki masa menopause. Berbeda dengan saat menghadapi menstruasi, datangnya menopause kerap dipandang sebagai hal yang mengkhawatirkan bagi sebagian wanita, tak heran bila ada yang stress berat saat masa itu datang. |
|
| Menopause merupakan siklus alami yang pasti akan dialami oleh setiap wanita. Setiap wanita yang mendapatkan menstruasi pasti akan melewati juga masa menopause tersebut. Memang ada yang menganggap itu sebagai hal yang menakutkan, ada juga yang khawatir dengan datangnya menopausedirinya tak lagi menarik dan akan ditinggalkan pasangannya. Kekhawatiran ini memunculkan stress tersendiri dikalangan sebagian wanita. |
|
 |
|
| dr Fransiscus Iman Santoso, SpOG menjelaskan, menopause merupakan sebuah siklus atau fase pada wanita dimana wanita tersebut mengalami akhir atau berhenti dari menstruasi secara permanent. “ Setiap wanita secara alami akan mengalami masa itu”, jelas dokter spesialis kandungan dan kebidanan ini saat ditemui di RS Husada Utama. |
|
| Selain itu, seorang wanita dikatakan sudah mengalami menopause apabila telah berhenti mendapati menstruasi setidaknya selama 12 bulan secara berturut-turut. Kurang dari waktu itu maka seorang wanita masih belum bisa dikatakan memasuki masa menopause. |
|
| Sebelum benar-benar memasuki masa menopause, wanita akan mengalami masa perimenopause yang merupakan masa transisi sebelum menopause. Pada masa perimenopause biasanya ditandai dengan gejala klinis yang cukup mengganggu yang diakibatkan karena perubahan biologis, endokrin dan hormonal. Masa perimenopause terjadi dalam periode waktu 10 tahun sebelum wanita bener-bener menopause. |
|
| Wanita Indonesia rata-rata mengalami menopause pada usia 51 tahun. Apabila menopause terjadi di usia di bawah 40 tahun, maka wanita tersebut mengalami menopause dini. Menopause dini biasanya terjadi karena faktorgenetik pengobatan seperti kemoterapi ataupun gaya hidup yang buruk seperti minum-minuman beralkohol, merokok dan lainnya. |
|
| Menjelang menopause, ada beberapa gejala emosional serta fisik yang dapat dirasakan oleh seorang wanita. Gejala-gejala tersebut umumnya meliputi terjadi perubahan siklus menstruasi yang tidak teratur serta perubahan volume pendarahan. Sensasi rasa panas berlebihan, sering berkeringat dan jantung berdebar. |
|
| Saat menopause biasanya wanita cenderung mengalami kekeringan vagina, yang dapat menurunkan gairah seks. Seringkali wanita juga mengalami gangguan tidur. Seperti insomnia. Keinginan berlebihan buang air kecil dan rentan mengalami infeksi saluran kemih. Sakit kepala dan perubahan emosi yang tidak stabil seringkali mengakibatkan wanita merasa sangat terganggu sehingga kerap mengalami stress. |
|
| Perubahan fisik dan psikis pada wanita yang diakibatkan menurunnya hormon estrogen biasanya yang menyebabkan wanita mengalami kekhawatiran yang berlebihan. |
|
| Tidak hanya itu, dr Fransiscus Iman Santoso, SpOG mengingatkan sebaiknya wanita tidak perlu khawatir ketika akan memasuki masa menopause, sebab semua wanita secara normal akan mengalami masa menopause, yakni dengan menerapkan pola makan sehat dan olahraga teratur. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung estrogen alami seperti makanan yang mengandung kedelai, sayuran dan buah-buahan. Istirahat cukup juga sangat baik agar tidak mengalami gangguan tidur terus-menerus. Hindari merokok dan minuman berakohol. |
|
| Apabila wanita mengalami gejala perubahan tubuh, baik fisik maupun psikis maka terapi sulih hormon bisa dilakukan untuk mengurangi gejala tersebut. Terapi sulih hormon bekerja dengan menggantikan hormon estrogen yang semakin turun seiring bertambahnya usia. |
|
Meskipun terapi sulih hormon biasanya dijadikan pilihan oleh wanita, dr Frans lebih menyarankan untuk menggunakan cara alami seperti yang telah disebutkan, yakni mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung estrogen alami.
(Termuat di Tabloid Global Sehat Edisi, 10 Desember 2016) |
