Oleh : dr. Laksmi Suci Handini, SpA - RS. Husada Utama
Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lender pada hidung dan tenggorokan serta terkadang dapat mempengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Difteri termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi terhadap difteri termasuk ke dalam program imunisasi wajib pemerintah Indonesia.
Penyebab Difteri?
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti :
-
Terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk. Ini merupakan cara penularan difteri yang paling umum.
-
Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk
-
Sentuhan langsung pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.
Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran (lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal serta sistem saraf.
Terkadang, difteri tidak menunjukkan gejala apapun sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa diri nya terinfeksi. Apabila tidak menjalani pengobatan dengan tepat, mereka berpotensi menularkan penyakit penyakit ini kepada orang di sekitarnya terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi.
Gejala Difteri
Difteri umumnya memiliki masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari. Adapun gejala - gejala dari penyakit ini meliputi :
-
Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
-
Demam dan menggigil.
-
Sakit tenggorokan san suara serak.
-
Sulit bernapas atau napas cepat.
-
Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
-
Lemas dan lelah.
-
Pliek. Awalnya cair, tapi lama kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah
Difteri juga terkadang dapat menyerang kulit dan menyebabkan luka seperti borok (ulkus). Namun, ulkus tersebut akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi biasanya akan meninggalkan bekas pada kulit.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.