Oleh : dr. Laksmi Suci Handini, SpA - RS. Husada Utama
Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lender pada hidung dan tenggorokan serta terkadang dapat mempengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran sekaligus komplikasi yang serius, terutama pada penderita anak-anak. Diperkirakan 1 dari 5 penderita balita dan lansia diatas 40 tahun meninggal dunia akibat komplikasi difteri.
Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi :
-
Masalah pernapasan
Sel-sel yang mati akibat toksin yang di produksi bakteri difteri akan membentuk membrane abu-abu yang dapat menghambat pernapasan. Partikel-partikel membrane juga dapat luruh dan masuk paru-paru. Hal ini berpotensi memicu reaksi peradangan paru-paru sehingga fungsinya akan menurun secara drastic dan menyebabkan gagal napas.
-
Kerusakan jantung
Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi masuk ke jantung dan menyebabkan peradangan otot jantung atau miokarditis. Komplikasi ini dapat menyebabkan masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal jantung dan kematian mendadak.
-
Kerukan saraf
Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit menelan, masalah saluran kemih, paralysis atau kelumpuhan pada diafragma serta pembengkakan saraf tangan dan kaki. Paralysis pada diafragma akan membuat pasien tidak bisa bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan atau respirator. Paralysis diagfragma dapat terjadi secara tiba-tiba pada awal muncul gejala atau berminggu-minggu setelah infeksi sembuh.
-
Difteri hipertoksik
Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain gejala yang sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksis akan memicu pendarahan yang parah dan gagal ginjal.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.