Bisa Merupakan Serangan Jantung
Jangan remehkan keluhan masuk angin. Jika terus-terusan dalam rentan waktu yang tidak terlalu lama, masuk angin bisa menjadi serangan jantung. Apabila tidak segera diatasi, hal itu bisa berakibat fatal. Yaitu, kematian pada penderita. Orang awam menyebut serangan jantung seperti itu sebagai angin duduk.
”Istilah kedokterannya silent nyocardial infarction,’ ujar dr Jordan Bakhriansyah, SpJP. Disebut silent atau diam-diam karena tidak ada tanda-tanda serangan jantung sebelumnya. Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah Rumah sakit Husada Utama (RSHU) tersebut menjelaskan bahwa kasus angin duduk kerap terjadi di masyarakat. Bahkan, kerap yang diserang masih berusia muda. Yakni, antara 20 – 35 tahun. Yang disayangkan, masyarakat belum tahu dan paham bahwa angin duduk itu adalah serangan jantung koroner akut.
Semua orang, kata dr. Jordan, beresiko memiliki penyakit jantung. Baik karena keturunan, merokok, kurang berolahraga, kencing manis atau diabetes melitus, hipertensi, obesitas, menopause, faktor usia, maupun kolesterol berlebihan. Karena itu, tidak ada salahnya waspada.
Jika seseorang atau keluarganya menderita nyeri dada, harus langsung waspada. Terlebih, nyeri dada itu sebelumnya belum pernah terjadi. Nyeri tersebut juga bisa terjadi saat posisi istirahat. Biasanya nyeri dan perut disertai gejala mual, muntah, perut sebah, dan berkeringat dingin.
”Makanya, orang mengira itu masuk angin, bukannya serangan jantung,”jelasnya.
Karena itu, dr. Jordan menyarankan orang yang mengalami perut kembung terus-terusan dan sering berkeringat dingin agar memeriksakan diri. Dengan begitu, penyakitnya bisa langsung diketahui dan ditangani lebih dini. Penanganan yang cepat dan tepat akan memperbesar peluang kesembuhan.
”yang paling utama, jangan panik. Tenangkan diri dulu,” tegasnya. Begitu tenang, pasien langsung dibawa ke rumah sakit karena biasanya serangan angin duduk dianggap remeh oleh masyarakat. Penderita umumnya hanyak dikerok serta diberi minum air hangat dan obat agar angin di dalam tubuhnya keluar. Padahal, yang menjadi masalah di dalam tubuh si penderita bukan angin. Melainkan penyumbatan pembuluh darah ke jantung.
Jika penderita tidak cepat-cepat dibawa ke rumah sakit, kemungkinan meninggal cukup tinggi. Sebab, biasanya serangan berikutnya yang lebih hebat terjadi 15 – 30 menit setelah serangan pertama. Namun, jika pasien dibawa ke sarana kesehatan terdekat, segera beri tahukan gejala-gejala yang diderita kepada dokter. Biasanya dokter akan memeriksa tanda-tanda fisik dan rekam jantung. Bisa juga dilanjutkan dengan rontgen dada dan pemeriksaan enzim-enzim yang menunjukkan kerusakan jantung. Sebab, kandang rekam jantung saja tidak cukup. Jika diketahui ada masalah, pasien akan segera mendapatkan penanganannya.
(Termuat : Jawa Pos, Metropolis Senin 7 Januari 2013)
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.