Proses menua merupakan suatu akumulasi secara progresif berbagai perubahan patologis di dalam sel dan jaringan yang terjadi seiring dengan waktu. Bagi organ kulit ternyata kulit pada masa remaja (juvenile) merupakan idaman karena dianggap bahwa pada saat remaja kulit dalam keadaan paling segar, paling cerah, lembut dan halus, serta bebas kerut. Kulit seperti inilah yang diidamkan oleh mereka yang sudah tidak remaja lagi sehingga berbagai usaha dilakukan untuk meremajakan kulit (skin rejuvenating). Pada umumnya peremajaan kulit dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan bukan untuk kesehatan, sehingga kulit yang diremajakan hanyalah terhadap kulit yang terlihat oleh orang lain (exposed skin), misalnya daerah muka, leher, dada bagian atas, lengan atas, lengan bawah, tangan dan tungkai bawah.
PERUBAHAN KULIT MENUA
Pada kulit yang menua terjadi berbagai perubahan morfologis yang agak berbeda antara penuaan dini (photo aging) dan penuaan kronologis. Pada penuaan kronologis kulit agak menipis, kering, kerutan kulit halus, kendur dan kurang elastic disertai disertai adanya keratosis seboroik atau lentigen. Pada penuaan dini kulit lebih kasar, menebal, kering, kerutan lebih dalam, disertai adanya telangiektasi, pigmentasi kulit atau prakanker kulit
PERUBAHAN FUNGSIONAL
Akibat perubahan structural, kulit menua mengalami berbagai perubahan fungsional, misalnya terjadi penurunan fungsi protektif stratum korneum, aktifitas metabolic, fungsi imun, persepsi sensoris, serta produksi sebum dan keringat, serta penurunan system pengaturan suhu badan.
JENIS PEREMAJAAN DAN EFEKNYA PADA KULIT
Indikasi utama peremajaan kulit adalah premature photoaging akibat pajanan terhadap sinar ultraviolet yang berlebihan. Untuk memahami efek peremajaan pada kulit dibutuhkan pemahaman bagaimana kulit sun exposed berbeda dari kulit normal dan bagaimana usaha peremajaan berhasil, dalam batas tertentu, menormalkan gambaran mikroskopis kulit rusak akibat sinar matahari tersebut.
1.
Mikrodermabrasi
Mikrodermabrasi adalah tindakan pengangkatan sel kulit mati (eksfoliasi) dengan menggunakan alat dengan system vakum, bisa menggunakan kristal maupun diamond.
2.
Peeling Kimiawi (Chemical Peeling)
Peremajaan kulit dengan cara pengelupasan kulit secara kimiawi menyebabkan perubahan kulit melalui 3 mekanisme :
-
merangsang pertumbuhan epidermis melalui pelepasan stratum korneum (sel-sel lapisan tanduk).
-
merusak lapisan kulit yang rusak khususnya pada pigmentasi abnormal dan keratosis aktinik (photoaging).
-
merangsang reaksi inflamasi jaringan kulit yang lebih dalam yang dapat menyebabkan pembentukan serabut kolagen baru dan substansi dasar dermis. Kerusakan pada epidermis dan dermis dapat menginduksi kolagen dan glikosaminoglikan pada dermis.
Berbagai factor eksternal (jenis bahan peeling, konsentrasi, lamanya kontak, dll) serta factor internal (lokasi dan ketebalan kulit, pemebersihan, persiapan/priming) bisa mempengaruhi kedalaman pengelupasan dan memberi hasil yang berbeda pada setiap individu.
Ada 3 macam tingkatan peeling, yaitu :
1.
peeling superficial, yang mengenai epidermis.
2.
peeling medium, yang mengenai epidermis dan dermis bagian atas.
3.
peeling dalam, yang mengenai epidermis, dermis atas dan tengah.
Bahan yang sering dipakai dan aman untuk pengelupasan secara kimiaw adalah exfolian alamiah yang berasal dari tumbuhan dan hewan, seperti asam glikolat (tebu), asam laktat (susu), asam malat (apel), asam tartrat (anggur), asam sitrat (jeruk), dll.
Cara kerja AHA adalah dengan merusak ikatan keratinosit, merusakk enzim sel keratin dan enzim glikolisis sehingga terjadi penurunan ikatan/adhesi sel keratin, turn over time epidermal meningkat.
Apabila dilakukan secara teratur, hasil yang diperoleh adalah kulit baru yang lebih sehat, kulit lebih terang/bercahaya (shiny), flek-flek berkurang, kulit lebih kencang dan jerawat berkurang.
Tindakan chemical peeling bisa diulang setiap 2-4 minggu sekali, tergantung jenis bahan dan konsentrasi yang digunakan.
3.
Augmentasi/Filler
Augmentasi filler adalah suatu cara memperbaiki defek kulit dengan menyuntikkan bahan pengisi (filler) di bawah permukaan kulit, tepatnya di dermis.
Ada 2 macam augmentan/filler yaitu yang natural (alamiah) dab yang sintetik (dibuat). Augmentan/filler hanya mengisi defek kulit dengan memasukkan bahan melalui injeksi di bagian bawah kulit yang kurang isi atau kendor, maka peremajaan kulit yang tercapai hanyalah pada defek penuaan kulit, yaitu kerut, gelambir atau kendor. Augmentan sama sekali tidak mengurangi gejala penuaan kulit lain (tipis, kasar, pigmentasi atau elastisitas) sehingga perlu dikombinasi dengan terapi anti penuaan lainnya.
Filler yang banyak digunakan sekarang banyak macamnya, akan tetapi filler yang ideal adalah: mudah di dapat, murah, mudah disimpan pada suhu kamar, mudah diaplikasikan, tidak nyeri pada aplikasi, dapat dipakai untuk defek halus atau besar, membentuk implant solid setelah disuntikkan, tidak mengganggu pergerakan penderita, terasa dan alami, bertahan lama tapi jangan permanen, suatu saat dapat digantikan atau dapat merangsang pertumbuhan jaringan tubuh sendiri, tidak menimbulkan efek samping alergi, infeksi, granuloma, karsinoma.
Filler yang sering digunakan di dunia kosmetik medik adalah filler sintetik yang mengandung asam hialuronat (hyaluronic acid, HA). HA adalah nonsulfated glikosaminoglikan (GAG) yang terbentuk secara alamiah dalam kuit dan jaringan lain terutama jaringan konektif, epithelial dan neural. Dalam kulit HA dirusak oleh ensim hialuronidase, pergerakan mekanis muka dan radikal bebas.
Filler HA yang berasal dari bakteri lebih sering dipakai, filler ini relative nonalergenik alamiah dan dapat disimpan dalam temperature ruangan, juga mempunyai durasi lebih lama (6-12 bulan), lebih lentur (pliable), lebih sedikit menimbulkan reaksi imunologik dan alergik.
Lokasi penyuntikan bisa di parut hipotropik paska akne, cacar air atau paska operasi, lipatan nasolabial, kerutan di sekitar bibir, mengisi bibir yang tipis, dan lain2.
4.
Terapi Sinar Laser
Sinar laser untuk peremajaan kulit dilakukan dengan menata kembali permukaan kulit (skin resurfacing). Sinar laser yang digunakan adalah laser karbondioksida (CO2), laser Erbium atau Q-switched Nd:YAG. Cara kerjanya adalah dengan menguapkan (vaporisasi) air dalam jaringan sehingga terjadi nekrosis sel, yaitu sel epidermis dan dermis bagian atas. Dengan demikian terjadi ablasi kulit yang diharapkan akan diganti oleh sel epidermis yang lebih baik disertai pembentukan kolagen baru pada penyembuhan.
5.
Botox
Botox (botulinum toxin) adalah toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum suatu jenis mikroba anerob berspora. Toksin ini banyak dipakai di bidang oftalmologi dan neurologi untuk terapi strabismus dan blepharospasme. Di bidang kosmetik, toksin ini bisa untuk menerapi garis kerut di dahi, glabela, sekitar mata (crow’s feet) bahkan bisa untuk meniruskan rahang, dan untuk terapi hiperhidrosis di area ketiak dan telapak tangan serta kaki.
Cara kerja toksin adalah menghambat efek asetilkolin yang dihasilkan oleh neuron presinap pada neuromuscular junction dengan cara berikatan dengan reseptor neuron presinap, internalisasi ke dalam neuron sehingga mengganggu mediator pelepasan asetilkolin dan menghambat pelepasan vesikel asetilkolin dan depolarisasi asetilkolin dalam sitoplasma neuron target.
6.
Terapi Sulih Hormon
Terapi sulih hormone dapat menjadi pilihan pada penuaan kulit terutama yang disebabkan gangguan factor hormonal. Bahan yang digunakan adalah hormone estrogen atau derivatnya, human groth hormone (HGH), melatonin atau dehidro epiandrogen (DHEA). Hormon dapat diaplikasikan secara topical maupun sistemik secara oral maupun injeksi (HGH).
Cara kerjs terapi ini adalah dengan memberikan hormone yang sudaah jauh berkurang dalam tubuh yang menua sehingga fingsi metabolic organ akan kembali membaik.
Peremajaan kulit secara menyeluruh selain dengan metode yang telah disebut diatas tetap memerlukan penunjang dari bahan lain, misalnya antioksidan, vitamin dan lainnya. Peremajaan kulit juga sama sekali tidak akan mengurangi umur manusia yang telah ditentukan olehNya.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.