Susu identik dengan sehat, barangsiapa rajin mengkonsumsi susu maka tubuhnya akan sehat. Susu yang umum dikonsumsi adalah susu sapi dan kambing. Banyak orang yang mengaku lebih fit ketika mengkonsumsi STMJ (minuman campuran susu, telur, madu dan jahe) setiap hari. Bahkan beberapa orang mempercayai bahwa susu kambing etawa mempunyai manfaat yang lebih baik ketimbang jenis susu yang beredar dipasaran atau susu sapi. Susu ini juga diklaim sebagai susu yang mempunyai manfaat hampir setara dari kandungan ASI. Seringkali ketika badan sedang tidak fit, cukup dengan minum susu sapi segar maka tubuh akan terasa bugar kembali.
Susu sapi segar adalah susu sapi murni yang berasal dari sapi ternak sehat yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Susu yang diperdagangkan harus memenuhi syarat HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat). Syarat HAUS susu segar ini diterjemahkan sesuai persyaratan kualitas susu dalam SNI tahun 1998, yang antara lain mensyaratkan kandungan mikroba dalam susu (TPC) sebesar 1 juta/ml. Hasil Survey Dinas Peternakan Prop. Jabar (2001) menunjukan bahwa kandungan mikroba susu di tingkat peternak 65 % diatas 3 juta/ml dan hanya 35 % di tingkat KUD yang kandungannya dibawah 3 juta/ml .
Tapi, tahukan Anda bahwa manfaat tersebut dapat berubah menjadi penyakit ketika susu tidak diolah dengan benar. Susu tidak akan bermanfaat ketika mikroba dalam susu tidak berhasil dimusnahkan. Mikroba atau jasad renik adalah jasad hidup yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Hal ini disebabkan karena ukuran dari mikroba sangat kecil berkisar antara 0,01 micron sampai 100 micron, sehingga untuk bisa melihatnya diperlukan bantuan alat mikroskop (mikroskop biasa atau mikroskop electron). Atas dasar definisi diatas maka kita mengenal 4 macam mikroba yaitu , Virus; Bakteri; Ragi (Yeast); Jamur (Kapang) dan protozoa.
Virus hanya bisa tumbuh di dalam sel tubuh jasad yang hidup dan bersifat parasit. Banyak penyakit pada tanaman, binatang maupun pada manusia (misalnya flu, SARS, dll) yang disebabkan oleh virus. Mikroba jenis ini tidak dapat hidup dalam bahan makanan yang tidak mengandung jasad hidup dan mudah dimusnahkan dengan perlakuan panas. Sehingga virus dianggap tidak berbahaya sebagai penyebab kerusakan bahan makanan. Perlu diketahui bahwa virus dan protozoa memiliki karakteristik yang sama. Dengan demikian dalam proses pengolahan/pengawetan makanan ada 3 (tiga) macam mikroba yang perlu diperhatikan yaitu Bakteri, Yeast dan Jamur. Ketiga bakteri tersebut merupakan jasad renik yang dapat hidup dalam makanan dan dapat meyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut.
Mengingat Susu merupakan bahan makanan berkadar asam rendah (pH sekitar 6,6), maka di dalam proses penanganan pasca panen dan pasteurisasi susu peranan bakteri sebagai penyebab kerusakan susu harus mendapat perhatian utama. Mikroba lain seperti Jamur dan Yeast sangat mudah dimusnahkan dengan perlakuan panas pada suhu yang relatif rendah. Oleh karena peranan bakteri sangat signifikan dalam kerusakan bahan makanan (susu) maka perlu ditinjau sedikit lebih dalam mengenai jasad renik yang bernama Bakteri ini.
Pada dasarnya dikenal 3 macam type bakteri, yaitu ; Bakteri Pathogen ; Bakteri Pembentuk Spora dan Bakteri Vegetative :
1.
Bakteri Pathogen
Adalah jenis-jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau dapat meghasilkan racun (toksin) yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Contoh dari bakteri pathogen a.l : Bakteri TBC; Coli, dll.
2.
Bakteri Pembentuk Spora,
Sangat perlu diperhatikan bila akan memproduksi bahan makanan steril dan berasal dari bahan makanan berkeasaman rendah. Satu bakteri dalam lingkungan yang kritis akan melindungi diri dengan jalan membentuk spora. Dan bila kemudian keadaan lingkungan memungkinkan pertumbuhan lagi maka satu spora tersebut akan berkecambah dan membentuk satu bakteri lagi.
3.
Bakteri Vegetative
Merupakan semua bentuk bakteri yang dalam keadaan hidup, tumbuh dan berkembang.
Seperti kita ketahui bakteri berkembang biak dengan jalan membelah diri, yaitu dari 1 sel bakteri menjadi 2 dan dari 2 menjadi 4 sel, demikian seterusnya. Disini dikenal adanya istilah/definisi waktu pertumbuhan, yaitu jarak waktu yang dipakai untuk melakukan pembelahan diri. Misalnya dari 1 sel mejadi 2 sel. Waktu pertumbuhan bakteri sangat tergantung dari keadaan lingkungan dimana bakteri tersebut berada. Sebagai contoh bakteri E. Coli waktu pertumbuhannya hanya 10 – 12 menit pada lingkungan yang optimal. Adapun faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri yaitu temperatur/suhu, komposisi bahan makanan, kelepbapan, dan oksigen.
Produk olahan susu segar dapat dinikmati langsung oleh konsumen (rumah tangga) ataupun industri makanan, sedangkan produk berupa Whey banyak digunakan untuk industri makanan, industri farmasi ataupun industri makanan ternak. Whey banyak digunakan dalam produk seperti susu bayi, susu bubuk, permen, makanan bayi dan juga pada flavor. Salah satu tujuan Whey adalah untuk mereduksi biaya produksi. Whey adalah limbah dari pembuatan keju atau limbah pembuatan mentega. Whey dengan kata lain adalah serum susu terdiri dari komponen utamanya adalah laktosa (4-7 %) dan protein (0.6 – 1.0 %).
Cukup banyak bukan ragam olahan dari bahan baku susu segar, tidak diragukan lagi bahwa usaha peternakan sapi sebagai penghasil susu segar merupakan peluang usaha dengan potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan lebih lanjut. Tapi kita sebagai konsumen tetap perlu waspada ketika akan mengkonsumsi susu segar maupun susu olahan.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.