Pentingnya Support Keluarga Untuk Pasien Penderita Diabetes Mellitus
Oleh : Indri Putri Waskithasari M.Psi., Psi. - RS Husada Utama
Seperti sudah banyak diketahui sebelumnya, Diabetes Mellitus termasuk penyakit kronis. Ketika seseorang menderita diabetes, maka akan banyak aspek dalam hidupnya yang berubah secara drastis seperti adanya pantangan makan, jadwal untuk minum obat, serta kemungkinan banyaknya resiko kesehatan lain sebagai dampak dari diabetes itu sendiri. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tekanan tersendiri bagi penderita diabetes. Banyak diantara para penderita tersebut yang kemudian kebingungan bagaimana menyikapi perubahan tersebut. Akibatnya bermacam-macam, diantaranya timbul perilaku memberontak tidak mau menuruti aturan diet, atau menjadi ‘terganggu’ secara emosional.
Gangguan yang terjadi secara emosional tersebut bermacam-macam bentuknya. Ada yang merasa mudah lelah, tidak bergairah, mudah tersinggung, malas berkegiatan, ataupun menjadi agresif dan kasar dalam merespon stimulus dari lingkungannya. Hal ini juga dikarenakan adanya perasaan cemas ketika seseorang divonis menderita penyakit diabetes. Kecemasan rentan dialami orang dengan penyakit kronis. Kecemasan sendiri berarti perasaan sehari-hari yang disertai kesedihan yang berlebihan secara terus menerus.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan, dan dapat digolongkan menjadi dua kategori.
Faktor intrinsic:
a.
Usia
b.
Pengalaman berobat
c.
Konsep diri dan peran
Sedangkan faktor ekstrinsik:
a.
Diagnosa penyakit
b.
Tingkat pendidikan
c.
Faktor ekonomi
d.
Akses informasi
e.
Proses adaptasi
f.
Tindakan terapi
g.
Komunikasi terapeutik
Jika dilihat maka kecemasan sangat erat kaitannya dengan penerimaan kondisi seseorang ketika divonis menderita diabetes. Penerimaan akan perubahan kondisi ini merupakan faktor yang sangat penting bagi individu dengan penyakit kronis untuk dapat beradaptasi dengan keadaannya. Karena hanya dengan penerimaan yang baik akan kondisinya, ia dapat mulai mengelola pola-pola baru agar menjadi lebih sejahtera.
Pada penderita penyakit kronis seperti diabetes, selain pengobatan, pengelolaan diri memegang peranan penting untuk memperlambat munculnya komplikasi. Pengelolaan diri ini merupakan proses yang rumit bagi penderita diabetes. Pengelolaan diri melibatkan efikasi diri, dukungan sosial, emosi yang diekspresikan, dan depresi. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi bagaimana seseorang dapat mengelola dirinya agar menjadi adaptif ketika menghadapi situasi yang sangat menekan seperti pengalaman sakit kronis ini.
Efikasi diri merupakan keyakinan pasien terhadap kemampuannya untuk dapat mengorganisir dan melakukan tindakan yang mencapai manajemen diri. Dukungan sosial merupakan persepsi pasien terhadap sumber daya manusia di sekelilingnya yang dapat membantunya mengelola penyakitnya. Emosi yang diekspresikan berarti persepsi pasien terhadap respon emosional anggota keluarga terhadap pasien, sedangkan depresi adalah perubahan negatif dari segi fisik, emosional, kognitif, dan motivasional.
Meskipun efikasi diri, dukungan sosial, dan depresi merupakan faktor yang mempengaruhi bagaimana pasien memandang kemampuannya untuk manajemen diri, ternyata emosi yang diekspresikan (EE) memegang peranan yang sangat penting bagi pasien. Komunikasi dalam keluarga, cara keluarga menanggapi keluhan pasien, cara keluarga berkata-kata ketika hendak menanyakan kondisi pasien, semua itu mempengaruhi optimisme atau keyakinan pasien.
Hal ini berarti, penerimaan diri pasien terhadap kondisinya , termasuk didalamnya perasaan optimis, sangat berhubungan dengan bagaiman cara keluarga memperlakukan pasien. DUkungan yang dapat diberikan oleh keluarga dengan cara memperhatikan kalimat yang digunakan ketika berbicara dengan pasien, atau ketika menanggapi pertanyaan pasien haruslah mencerminka kepedulian, empati, kasih sayang, kepercayaan dan perasaan bahwa ia didengarkan. DUkungan emosi adalah penentraman hati, dorongan, dan persetujuan yang diterima dari seseorang atau kelompok dalam hal ini anggota keluarga. Dukungan emosi adalah faktor utama dalam mempertahankan semangat seseorang.
Dukungan emosi merupakan bentuk dukungan yang paling dasar dan paling besar peranannya bagi penderita penyakit kronis seperti diabetes. Bahkan dengan dukungan emosi yang baik, perlahan-lahan akan dapat menerima keadaan dirinya dan secara otomatis hal ini akan mengurangi stress dan membuat pasien lebih sejahtera dalam menjalani perubahan aktivitas dalam hari-harinya.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.