Masa pubertas tiap anak berbeda-beda. Jarang orang mengetahui kapan masa puber itu datang. Puber adalah saat terjadinya perubahan-perubahan dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Periodenya terjadi bervariasi tergantung individu. Dapat terjadi lebih awal atau justru sebaliknya. Biasanya dimulai antara usia 7-13 tahun untuk perempuan, dan antara usia 9-15 tahun untuk laki-laki.
Masa pubertas tidak hanya ditandai dengan haid pertama pada perempuan atau mimpi basah pada laki-laki. Masa pubertas juga ditandai dengan perubahan bentuk fisik.
Namun saat usia dan perubahan tubuh berjalan tak berimbang, dapatkah diasumsikan sebagai sesuatu yang abnormal?
Masa puber tertunda sebab beberapa hal, antara lain:
-
Pola pertumbuhan dalam keluarga.
Biasanya seorang anak perempuan mengalami haid pertama di usia yang sama dengan ibunya dahulu.
-
Masalah medis juga menjadi sebab keterlambatan pubertas.
Pada pengidap diabetes, gangguan ginjal, bahkan asma, terjadi kesulitan bagi tubuh para pengidap untuk berkembang.
-
Kurang gizi.
Timpangnya asupan nutrisi dalam tubuh tentu berakibat terganggunya tumbuh kembang.
-
Gangguan kromosom.
Salah satu contoh akibat hilangnya salah satu kromosom adalah gangguan genetik bernama sindrom turner, dimana penderitanya tidak memiliki cukup kromosom X untuk memaksimalkan kinerja kelenjar kelamin.
-
Gangguan produksi kelenjar tiroid.
Salah satu gangguan kelenjar tiroid yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh atas hormon tiroid disebut hipotiroidisme. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak mampu bermetabolisme dengan maksimal.
Mengalami hal yang berbeda dengan kebanyakan orang kerap membuat remaja depresi. Hal ini dikarenakan pengaruh lingkungan yang turut memojokkan keterlambatan tumbuh kembang seseorang. Para remaja yang mengalami keterlambatan pubertas selayaknya tak terburu-buru menyimpulkan adanya kelainan dalam diri. Konsultasikan masalah tersebut dengan para dokter yang secara khusus menangani masalah-masalah akibat gangguan hormon pertumbuhan bisa ke ahli endokrinologi atau juga ke dokter spesialis Andrologi.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.